TARIAN SIAMALE DESA ADAT LONTHOIR: Analisis Historis-Filosofis Tarian Adat Siamale Berbasis Oral History di Kepulauan Banda
DOI:
https://doi.org/10.62176/bastoria.v2i1.379Keywords:
Tarian Siamale,, Oral History,, Banda Naira.Abstract
Artikel ini bertujuan untuk menemukan latar historis dari ritual tarian adat Siamale pada masyarakat Desa Lonthoir Kecamatan Banda Naira. Topik ini dipilih berdasarkan pada pemahaman tentang pentingnya pelestarian tarian tradisional di tengah melemahnya pemahaman tentang budaya local dan makna ritual adat sebagai kearifan tradisional di kalangan masyarakat Indonesia. Penelitian menggunakan metode sejarah lisan (oral histori) dan (oral tradition). Sejarah lisan dimaksud untuk mengukap suara-suara masa silam yang tersembunyi di alam pikir masyarakat yang diwujudkan dalam paktek adat, budaya dan ritual ibadah. Penelitian ini bertujuan untuk menyingkap latar historis, dan memotret seluruh prosesi adat serta mengungkap makna yang terkandung dalam gerak tarian yang dianalisis dalam kerangka filsafat kebudayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pertama, sejarah lisan tarian Siamale Banda memiliki 3 macam versi historis, yaitu (1) sebagai bentuk kesyukuran atas kehadiran agama islam, (2) sebagai penghormatan tamu (kolonial), dan (3) sebagai model tarian kemenangan dalam peperangan. Kedua, prosesi tarian diawali pendahuluan di dalam ruangan atribut, penari harus berwudhu sebelum menari, dan memiliki 14 bentuk prosesi gerakan. Ketiga, ada 5 makna yang terkandung dalam tarian Siamale, yaitu, (1) makna teologis, (2) makna etis, (3) makna sosiologis, (4) makna feminis, dan (5) makna mitis.